
“Program penuntasan buta aksara di
Indonesia telah berhasil menurunkan jumlah penduduk buta aksara dari
9,55 persen atau sekitar 13 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 3,86
persen atau sebesar 6.165.404 jiwa pada tahun 2013. Tetapi jumlah
penduduk buta aksara tersisa ini harus segera dituntaskan,” kata Dirjen
Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad di Jakarta, Ahad (7/9), saat
menjelaskan peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-49 pada 20
September.
Ia mengatakan jumlah dan presentase
tersebut telah menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam memenuhi target
Deklarasi Dakkar tentang Pendidikan Untuk Semua (PUS) atau Education for
All (EFA) pada tahun 2015 bahwa Indonesia dapat menurunkan separuh
penduduk buta aksara menjadi tinggal lima persen.
Lebih lanjut Hamid Muhammad mengatakan
beberapa kantong-kantong buta aksara yang masih tinggi di Indonesia
terdapat di 11 propinsi, yaitu Papua (30,93 persen0 atau 615.977 jiwa,
Sulawesi Barat 7,96 persen atau 60.164 jiwa, Sulawesi Selatan sebesar
7,37 persen atau 381.329 jiwa, Nusa Tenggara Barat sebesar 10,92 persen
atau 314.435 jiwa, Jawa Timur sebesar 5,92 persen atau 1.481.646 jiwa,
Kalimantan Barat sebesar 5,76 persen atau 170.038 persen. Selanjutnya, Propinsi Bali sebesar 5,33
persen atau 140.628 jiwa, Papua Barat sebesar 4,92 persen atau 26.280
jiwa, Sulawesi Tenggara sebesar 4,60 persen atau 65.924 jiwa dan Jawa
tengah sebesar 4,54 pereen atau 960.905 jiwa.
“Selain menuntaskan sisa penduduk buta
aksara di 11 propinsi tersebut, juga terdapat sebanyak 27 kabupaten yang
masih memiliki sekitar 50 ribu penduduk buta aksara yang perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam pemberantasan buta aksara,” kata
Hamid Muhammad.
Lebih lanjut dikatakannya Kemdikbud
secara khusus telah merumuskan Program Afirmasi Pendidikan Keaksaraan
(APIK) untuk jumlah penduduk buta aksara tertinggi di Provinsi Papua
yang mencapai 30,93 persen. Melalui program APIK tersebut diharapkan
percepatan penurunan jumlah penduduk buta aksara di papua dapat
dituntaskan dengan cepat dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Sedangkan untuk provinsi lainnya, ujar
Hamid digunakan pendekatan penuntasan buta aksara yang memerhatikan
kearifan lokal tetapi dengan tetap menerapkan “praktik terbaik” yang
selama ini sudah terbukti berhasil menuntaskan angka buta aksara di
sejumlah provinsi.
Sementara itu, terkait acara puncak peringatan HAI 2014 ke 49 tingkat nasional akan dilaksanakan di Kendari Sulawesi Tenggara pada tanggal 20 September 2014 yang antara lain akan diisi dengan acara penyerahan Anugerah Aksara 2014 kepada gubernur dan bupati/wali kota yang berperan penting dalam pemberantasan program buta aksara. (Majalah Warta Aksara/Edisi 1)
Sementara itu, terkait acara puncak peringatan HAI 2014 ke 49 tingkat nasional akan dilaksanakan di Kendari Sulawesi Tenggara pada tanggal 20 September 2014 yang antara lain akan diisi dengan acara penyerahan Anugerah Aksara 2014 kepada gubernur dan bupati/wali kota yang berperan penting dalam pemberantasan program buta aksara. (Majalah Warta Aksara/Edisi 1)
0 komentar :