Apresiasi

Wednesday, 14 January 2015

"Literacy and Sustainable Development"

Unknown     20:31:00    


Berdasarkan hasil Konferensi Tingkat Menteri Negara-Negara Anggota PPB yang diselenggarakan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tanggal 17 November 1965 di Teheran, Iran, tanggal 8 September ditetapkan sebagai Hari Aksara Internasional (International Literacy Day).

Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) pertama kali dilakukan pada tahun 1966. Perayaan HAI dilandasi oleh semangat untuk memberantas buta aksara di seluruh dunia. Karena itu, HAI di peringati oleh setiap negara untuk mengingatkan pentingnya keaksaraan orang di seluruh dunia.

Berdasarkan data UNESCO, secara global terdapat 781 juta penduduk dewasa yang tidak dapat membaca, menulis, dan berhitung. Dua pertiga dari mereka adalah perempuan. Sedangkan pada kelompok anak, terdapat lebih dari 126 juta anak yang tidak dapat membaca kalimat sederhana meskipun separuh dari mereka pernah bersekolah selama empat tahun. Selain itu, terdapat 42% anak-anak dari keluarga miskin dan anak yang berada di wilayah konflik tidak bisa sekolah (out of school) yang akan menjadi "calon" buta-aksarawan baru. Oleh karena itu, strategi dan metode pelaksanaan pendidikan keaksaraan harus tetap dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi setiap negara.

Selain menuntaskan sisa penduduk buta aksara di 11 Provinsi tersebut, juga terdapat 27 Kabupaten yang masih memiliki sekitar 50.000 penduduk buta aksara yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pemberantasan buta aksara. Sementara itu, menurut laporan UNESCO, tren peningkatan persentase penduduk melek aksara di atas 90%.

Perhelatan HAI 2014 secara global dipusatkan di Dhaka Bangladesh pada 8 Agustus 2014 dengan mengusung tema "Literacy and Sustainable Development" atau "Keaksaraan dan Pembangunan Berkelanjutan".

Peringatan puncak acara HAI ke-49 Tingkat Nasional tahun 2014 akan dilaksanakan di Kendari, Sulawesi Tenggara pada tanggl 20 September 2014. Pada kegiatan tersebut akan diselenggarakan berbagai kegiatan lomba dan penghargaan. Melalui kegiatan peringatan HAI ke-49 ini diharapkan program pendidikan keaksaraan dalam rangka pemberantasan buta aksara dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan dengan baik untuk membangun keadaban dan keunggulan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Pengembangan pendidikan keaksaraan ke depan harus dikembangkan untuk memperkuat kemandirian dan kewirausahaan. Untuk itu, dikembangkan program Keaksaraan Usaha Mandiri dan Aksara Kewirausahaan sebagai kelanjutan program keaksaraan dasar. Melalui program lanjutan tersebut dilakukan pelestarian atau pemeliharaan kemampuan keaksaraan dasar sekaligus diberikan sejumlah pendidikan kecakapan hidup baik soft-skill berupa sikap dan karakter maupun hard-skill dalam bentuk keterampilan vokasional. Melalui program lanjutan pasca keaksaraan dasar ini banyak warga belajar yang akhirnya memiliki keterampilan dan mampu memiliki usaha baik secara pribadi maupun kelompok (Kelompok Belajar Usaha) sehingga lebih sejahtera. (Majalah Sanggar Wacana/Edisi 1)

0 komentar :

© 2011-2014 Majalah Cendekia. Designed by Bloggertheme9.