Apresiasi

Saturday, 11 April 2015

Lukman Hakim: Dari Konsultan, Kini Blusukan Mengajar

Unknown     23:42:00    

Usianya tak lagi muda, terlahir di Bumi Arema tahun 1966 silam, namun ia masih sangat licah dan cekatan. Gaya komunikasinya pun lugas dan tegas, menandakan ia memiliki optimisme tinggi dan banyak makan asam garam. Bahkan, ini bisa dikenali meski berkomunikasi melalui ujung telpon seluler pun. Begitu lah sosok Lukman Hakim, pendiri Sekolah Dolan Malang.

Kisah perjalanan pria ini pun menarik untuk disimak. Seperti anak pada umumnya, Lukman Hakim kecil punya hobi menggambar dan sempat menjadi atlet tennis meja Kota Malang selama tujuh tahun (1978-1985) saat remaja. Berbagai prestasi juara tingkat kota hingga provinsi Jatim pun pernah diraihnya.

Lulus Jurusan Teknik Bangunan IKIP Malang tahun 1990, Lukman mulai bekerja di sebuah kantor konsultan nasional di Bandung selama lima tahun. Pekerjaan ini pun dilakoninya nyambi kuliah di PTS jurusan Arsitekrur. Selama 1995-1999 ia memutuskan merantau pindah kerja di Jakarta. Namun, setelah kerusuhan Mei 1998, kehidupan di Jakarta membuatnya kurang nyaman dan memaksa penisun dini, meski masih ada tiga proyek yang masih harus ditanganinya.

Lukman Hakim termasuk pekerja keras dan pinter menciptakan peluang. Tahun 2000, ia kembali ke kota Malang dan memulai dari nol kembali. Apapun usaha dijalaninya, membuat toko, mini market, budidaya jamur hingga mendirikan sekolah TK.
Ternyata, kesenangan bercerita dan menggambar bertahan dan menjadi modal bagi Lukman menyukai pendidikan, khususnya anak-anak. Hingga, tahun 1996 ia mendirikan klub Dolan bagi anak anak yang homeschooling. Klub ini kemudian berkembang menjadi sekolah dolan. Belajar di berbagai tempat menggunakan mobil dan tenda sebagai kelas menjadi kebiasaan Lukman di pendidikan non-sekolahan ini.

“Kala itu, Sekolah Dolan hanya diikuti 7 anak usia TK hingga SD kelas 2 bisa dan berjalan hingga tiga tahun dengan mengandalkan support usaha budidaya jamur tiram putih yang bertempat di Junggo, Kota Batu,” kenang Lukman.
Keseriusan Lukman Hakim pada pendidikan homeschooling ini lambat laun diakui dan diakui masyarakat dan pemerintah. Hingga, pada 2009 Sekolah Dolan menjadi pilihan Pusat Kurikulum Kemdiknas unut mendapatkan pembinaan selama 1 tahun, terpilih sebagai komunitas inovatif di Indonesia.

Semangat dan konsistensi berkiprah di jalur pendidikan informal dan nonformal ini sempat juga menarik beberapa penelitiian dosen S2 dari PTN dan PTS. Mereka pun merasa heran dengan upaya yang dilakukannya bersama tim Sekolah Dolan. Salah satunya, tidak pernah promosi, namun malah sering mengadakan workshop gratis untuk guru dan orang tua PAUD di berbagai acara.

Selama ini, Sekolah Dolan menggelar kegiatan rutin siaran di Taman Anak bersama salah satu radio kota Malang. Program siaran yang dilakukan sejak 2008 ini bisa diikuti TK dan PAUD se Malang Raya secara gratis tiap Minggu pagi, termasuk acara anak-anak dan talkshow di berbagai TV lokal dan Nasional. Atas keseriusan dan dedikasinya ini, Sekdol pernah memperoleh predikat juara 2 KPID Award se Jatim. Lukman kini aktif menjadi sekretaris jendral DPP Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif.

Tak puas dengan apa yang sudah dikembangkannya bertahun-tahun, saat ini Lukman tengah memiliki program blusukan mengajar dan workshop di berbagai tempat di wilayah Kabupaten Malang. Sekolah Dolan kini memiliki ratusan siswa flexischool dan homeschool yang tersebar di Malang dan berbagai kota di Indonesia melalui program distance learningnya. Ada juga siswa yang belajar jarak jauh dan berdomisili di luar negeri, seperti Filipina dan Abudabi. (*)

0 komentar :

© 2011-2014 Majalah Cendekia. Designed by Bloggertheme9.