KABUPATEN Malang dinilai sukses menjadi percontohan nasional untuk layanan kesehatan terutama di bidang survailans berbasis masyarakat. Keunggulan layanan kesehatan ini diwujudkan dengan program Sutera Emas yang sudah diprakarsai UPT Puskesmas Kepanjen, sejak 2004 silam.
Sutera Emas merupakan salah satu inovasi bidang kesehatan dari pemkab Malang. Program itu merupakan ikhtiar agar kesehatan setiap warga bisa terdeteksi sejak dini. Dengan demikian, belum sampai warga sakit parah, sudah ada tindakan dari tenaga medis.
Pemkab Malang melalui dinas kesehatan mengandalkan peran kader kesehatan yang dibentuk di setiap RT di seluruh Kabupaten Malang. Berdasar data Pemkab Malang, saat ini sudah ada 14 ribu kader kesehatan yang tersebar di 33 kecamatan. Kader kesehatan bertugas seperti telik sandi yang mencari informasi warga yang mengalami sakit apa saja. Termasuk, mendata ibu yang sedang hamil hingga akan melahirkan. Karena sering terjadi di wilayah terpencil, ibu yang akan melahirkan sulit mendapat penanganan yang cepat.
Ketika ada warga yang sakit, kader kesehatan melakukan jemput bola dengan menginformasikan kepada tenaga medis di desa masing-masing. Bisa ke mantri kesehatan, bidan desa, atau perawat di ponkesdes (pondok kesehatan desa). Kader kesehatan itu juga mencari data warga yang terindikasi terkena HIV/AIDS atau penyakit berbahaya lain.
Untuk memberikan informasi kepada tenaga medis, kader kesehatan tidak perlu repot. Sebab, dinas kesehatan telah menyediakan program SMS Gateway di kantor dinkes dan Puskesmas Kepanjen. Setelah informasi itu masuk ke tenaga medis di desa, kader kesehatan bertugas melakukan home visit bersama tenaga medis.
Berita Lain:
- Membangun Masyarakat Sehat: Butuh Intervensi Kuat, Awali Sejak Dini
- Pendidikan Bermutu, Berawal dari Guru Profesional
- Rey Arifin, Dari Hobi Jadi Pekerjaan:Menjalani Usaha dalam Ruang Seukuran Kamar
Tahun 2013 lalu, program tersebut kini menjadi program percontohan nasional. Program Sutera Emas pernah mendapat Otonomi Awards 2013 kategori pelayanan kesehatan. Pada tahun yang sama, Kabupaten Malang juga mendapat penghargaan grand category pelayanan publik.
Program Sutera Emas ini bisa dikatakan perwujudan program Desa/kelurahan Siaga Aktif yang diprogramkan Kementerian KesehatanRepublik Indonesia. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Target yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 80% desa dan kelurahan yang ada di Indonesia telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Saat ini terdapat 75.410 desa dan kelurahan, untuk itu perlu dilaksanakan Akselerasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga yang selama ini berlangsung.
Akan tetapi, dalam pandangan dr Umar Usman, untuk promosi kesehatan secara maksimal, masih terjadi kesenjangan di lapangan. Menurutnya, jumlah kader dan kegiatan promotif penyuluhan kesehatan di Kabupaten Malang tetap perlu ditingkatkan. Dalam hitungannya, 1 kader masih melayani setidaknya 1000 warga. Padahalnya, idealnya seorang kader kesehatan melayani dan memberdayakan kesehatan 300 orang.
Dr Umar Usman menambahkan, kesenjangan juga terjadi pada tidak terserapnya informasi penyuluhan pencegahan penyakit sejak dini melalui pengetahuan perilaku hidup sehat. Apa yang disampaikan tenaga kesehatan dan kader tidak serta merta bisa diterima dan diterapkan warga masyarakat. Ini karena hambatan social ekonomi masyarakat, terutama dengan kesejahteraan rendah, sehingga kurang peduli pada kesehatan diri sendiri.
“Intervensi berupa penyadaran perilaku hidup sehat harus selalu dilakukan. Tidak cukup melalui pemaksaan dari regulasi pemerintah, melainkan pula dengan meningkatkan kehidupan sosil ekonomi terlebih dahulu,” demikian Umar Usman. (min)
0 komentar :