Kontingen Kabupaten Malang terancam krisis atlet berbakat di ajang O2SN Jatim yang dijadualkan digelar akhir Mei mendatang. ini karena sejumlah nomor cabor yang dipertandingkan minim peserta yang mengikuti seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Kabupaten Malang pertengahan April lalu.
“Sebenarnya jumlah peserta seleksi meningkat dibanding tahun lalu. Hanya, terjadi kekurangan peserta yang hampir terjadi di semua nomor cabor yang dipertandingkan,” terang ketua MGMP Pendidikan Jasmani dan Olahraga SMP Kabupaten Malang Dianto, Ahad (12/4) sore.
Nomor yang minim atlet, katanya, paling banyak terjadi di cabor tenis meja dan pencak silat. Cabor tenis meja tidak mempunyai atlet putrid. Sementara, pada pertandingan seleksi cabor pencak silat yang digelar di gedung serba guna SMPN 1 Wagir misalnya, hanya ada dua kelas yang dipertandingkan untuk atlet pelajar usia SMA. Yakni, kelas E dan F. Nomor cabor silat yang minim peserta juga terjadi di kelas seni.
Berdasarkan kabar yang diterima Dianto, kurangnya jumlah atlet pada sejumlah nomor cabor ini salah satunya terjadi karena kurangnya perhatian sekolah pada kegiatan olahraga prestasi. Kegiatan olahraga prestasi ini, katanya, kalah dengan kegiatan sekolah lain yang sifatnya wajib, seperti kepramukaan.
“Atlet pelajar potensial olahraga prestasi menjadi kurang teropeni karena tidak banyak punya waktu untuk latihan,” keluh guru SMPN 2 Pakisaji ini.
Dianto menambahkan, kendala pembinaan lebih lanjut dan puslat masih mengkhawatikan. Ini karena tidak semua pelatih sekaligus merangkap jadi guru atau pembina di sekolah atlet. Kondisi ini praktis memunculkan adanya kesenjangan dalam memahami karakter dan motivasi atlet.
“Kami tengah menggodok pendampingan berlapis pelatih teknis dan guru untuk menguatkan psikologi atlet pelajar. Tentunya, pertimbangan ini memunculkan konsekuensi pembengkakan kebutuhan anggaran kontingen nantinya,” lanjut Dianto. (min)
0 komentar :