Kejadian bullying (kekerasan teman sebaya) menimpa seorang siswa SDN dan membuatnya nyaris depresi dan merusak masa depannya. Sampai-sampai, si korban bully ini sempat nekat akan bunuh diri. Beruntung, setelah mengikuti sebuah lomba dan menjadi juara, semangatnya menjadi bangkit dan bisa membuatnya disegani teman sekolah yang sebelumnya memusuhinya.
Namun, cerita bully ini hanya lah penampilan lomba pantomim yang diperankan seorng siswa asal SDN Jatikerto 01. Selama sekitar empat menit, cerita mampu diperagakan dengan detil di hadapan juri. Selain kisah kekerasan di sekolah, ada juga tema penampilan pantomim lain seperti kebersihan, kasih sayang, dan Malin Kundang.
Juri lomba pantomim, Akhiryati mengatakan, ada lima kriteria penilaian lomba. Paling banyak bobot penilaiannya adalah gerak dan ekspresi, disusul kostum dan penampilan peserta. namun begitu, katanya, rata-rata peserta masih kekurangan dalam penampilan inti dan klimaks atau ending cerita. “Kesesuaian gerak dan musik juga penting. Labih bagusnya, peserta kreatif merangkai musik dan bunyi-bunyian sendiri,” kata guru SDN Tegalsari 01 ini.
Ya, pantomim ini menjadi salah satu bidang lomba Seleksi Lomba Hari Anak Nasional (HAN) SD se Kecamatan Kepanjen, Kamis (23/4) lalu. Lomba HAN ini diikuti ratusan siswa SD dan dipusatkan di aula kantor UPTD TK/SD Kecamatan Kepanjen, SDN Penarukan, dan SDN Kepanjen 02. Selain pantomim, juga dilombakan menyanyi, pidato bahasa Indonesia, kriya anyam, mendongeng, dan melukis.
Kreativitas siswa SD juga tampak pada lomba kriya anyam. Setidaknya 28 siswa berlomba membuat kerajinan anyaman dari bahan bambu, rotan, dan mendong. Lomba ini menilai hasil anyaman siswa dengan kriteria harus memiliki volume, tingkat kesukaran tinggi, dan unik. (min)
0 komentar :