Layanan kebutuhan dasar kesehatan masyarakat, termasuk tumbuh-kembang anak, bakal semakin diperkuat dengan sinergi pemberdayaan dan kesehatan masyarakat melalui Desa/Kelurahan Siaga. Akhir April lalu digelar pertemuan akbar revitalisasi Desa Siaga, Posyandu dan launching Home-Care yang dilangsungkan di aula Stikes Kepanjen. Pertemuan ini dihadiri pihak SKPD Dinas Kesehatan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemkab Malang ini diikuti 33 Camat dan 309 Desa/17 Kelurahan, kader kesehatan, posyandu, dan petugas kesehatan Puskesmas se Kabupaten Malang.
Agar program Desa Siaga berjalan optimal, pemkab Malang memang perlu melakukan sinergi penguatan kelembagaan maupun operasional kader atau tim yang nantinya berperan. Diantaranya, diusulkan 25.000 orang kader untuk terlibat, terdiri dari kader kesehatan, posyandu, KB, bina remaja, dan bina lansia. Nantinya, mereka diusulkan mendapatkan insentif Rp 300 ribu per orang.
Kabid Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemkab Malang Heru Rudianto menegaskan, penguatan Desa Siaga ini nantinya disinergikan dan mendapat dukungan desa melalui Anggaran Dana Desa. Program Desa Siaga harus dimasukkan APBDesa, setidaknya 10 persen dari total bantuan ADD yang diberikan pada setiap desa Rp 1 miliar lebih.
Penguatan Desa Siaga ini, tambah Heru, dianggap vital dan layak diprioritaskan, mengingat akan kembali pada kesejahteraan terutama layanan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Nantinya, semua potensi akan diberdayakan, termasuk layanan taman posyandu, bina remaja, dan layanan lansia.
“Desa sudah saatnya memberikan fokus pada taman posyandu dan pembinaan ekonomi produktif juga penting. Ini bisa dikembangkan melalui program Desa Siaga,” demikian.
Pada tahun ini juga dialokasikan hibah APBD untuk penguatan 33 posyandu tiap desa dengan nilai bantuan sebesar Rp 15 juta, dan posyandu percontohan kepada 7 kecamatan dengan besar bantuan Rp 25 juta per kelompok. (min)
0 komentar :