Apresiasi

Thursday, 18 June 2015

Sukses, Tidak Bergantung Orang Lain

Unknown     10:47:00    

Sukses, Tidak Bergantung Orang Lain
“Tidak berubah nasib suatu kaum, jika ia sendiri yang merubahnya…(alhadist)”. “Sukses itu berawal dari (kemauan) diri sendiri,” begitu kurang petuah dan kata-kata bijak kerap kita dengar dalam berbagai kesempatan. Ya, perubahan yang lebih baik atau kesuksesan, dalam skala kehidupan bermasyarakat dan bernegara pun, memang berawal dari sebuah kondisi kemuan entitas terkecil dalam diri kita sendiri untuk mau berubah dan bangkit.

Kata-kata kebangkitan, perubahan, perbaikan, hingga lebih berdaya atau pun bermartabat memang selalu terdengar dan diperdengarkan. Seakan, semua menggambarkan kita ada dalam kondisi lemah, kurang berdaya, bahkan terpuruk. Tak sekadar motivasi, kata-kata perubahan dan perbaikan ini seakan menjadi tujuan hidup yang selalu harus dikejar dan diraih.

Nyatanya, sebagian masyarakat dan bangsa Indonesia masih menghadapi dan mengalami realitas ketidakberdayaan, lemah, bahkan keterpurukan. Ini terutama terjadi pada kondisi ekonomi dan kesejahteraan hidup. Masih banyak masyarakat kita masih terjebak di lingkungan pemukiman kurang layak dengan kondisi perekonimian pas-pas an. Banyak pula didapati anak-anak usia sekolah yang harus berada di jalanan dengan segala keterbatasannya.

Namun, membincang perubahan dan perbaikan kualitas hidup harus concern melihat secara utuh pada beberapa aspek. Kelemahan dan keterpurukan ekonomi, tak semata karena tidak ada sumber pendapatan atau penghasilan ekonomi. Pun begitu, lemahnya perekonomian tidak serta-merta teratasi dengan berbagai suntikan atau bantuan materi agar lebih berkecukupan.

Selebihnya, perubahan dan perbaikan kualitas hidup harus dengan seutuhnya, meski tidak harus sempurna. Paling mendasar tentunya perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan. Dengan berpendidikan yang cukup, orang akhirnya memiliki literasi (melek pengetahuan). Pengetahuan tidak semata tertulis dan didapatkan dari bangku sekolah, melainkan bisa didapatkan dari manapun. Ingat, saat ini eranya juga sudah melek teknologi informasi.

Akan tetapi, sekadar memiliki literasi belum lah cukup. Saat ini, sumber-sumber pengetahuan ada dimana-mana. Asal mau dan bisa membaca, kita bisa memilih bacaan apapun di depan mata. Dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi, apapun bisa kita dapatkan. Tak pedulia usia dan profesi kita. Hanya, apakah modal literasi kita hanya cukup menjadikan masyarakat kita menjadi konsumtif sekadar menikmati bacaan?

Banyak ditemui orang bisa berjam-jam menjadi gamers (penghobi game), ngobrol di dunia maya (chatting), atau menggantungkan sumber penghasilannya hanya dengan lebih banyak menunggu orang datang? Kita bisa belajar pada penulis buku sukses yang nyambi berjualan mie. Ada pula kisah orang yang mendadak sukses merantau di Bali menjadi broker dengan modal penawaran online? Banyak pula kisah orang yang berhasil membuat perubahan besar dari kreativitasnya menggalang simpati dan karya nyata melalui sosial media.

Ya, sukses dan perubahan besar memang kerap terlahir dari kreativitas, motivasi, produktif bekerja keras, tidak menggantungkan orang lain, dan kemampuan menangkap peluang dan berusaha mandiri. Semoga bermanfaat.


0 komentar :

© 2011-2014 Majalah Cendekia. Designed by Bloggertheme9.